Akibat Aksi Keji KST Papua, Warga Nduga Terus Menderita
Oleh : Patricia Oktavia Sikoway )*
Akibat banyak sekali rangkaian aksi kekerasan yang sangat biadab dan sama sekali tidak manusiawi dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua pimpinan Egianus Kogoya, yang mana mereka juga merupakan gerombolan penculik pilot dari maskapai penerbangan Susi Air, hal tersebut ternyata menaimbulkan banyak pula dampak negatif, khususnya membuat warga masyarakat di Kabupaten Nduga menjadi semakin menderita.
Tentu saja penderitaan yang dirasakan oleh banyak diantara masyarakat warga orang asli Papua (OAP) di Kabupaten Nduga semakin bertambah karena adanya rangkaian aksi biadab yang dilakukan oleh gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih tersebut. Bahkan, nyawa dari warga masyarakat sekitar pun terus terancam termasuk juga keselamatan dan kenyamanan kehidupan mereka.
Terkait dengan bagaimana kondisi terkini mengenai upaya Pemerintah Republik Indonesia (RI) beserta seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan, Panglima Daerah (Pangdam) XVII / Cenderawasih, Mayor Jenderal (Mayjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI), Izak Pangemanan menjelaskan bahwa selama ini upaya akan penyelamatan Kapten Pilot bernama Philips Mark Mehrtens itu masih terus dilakukan dan juga dibantu oleh pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga.
Lebih lanjut, pihak Pemerintah Kabupaten Nduga sendiri juga sampai saat ini terus mengupayakan adanya negosiasi, yang mana juga menjadi komitmen dari pemerintah pusat dan para jajaran aparat keamanan dari personel gabungan, yakni tidak akan menggunakan jalur pendekatan militer dalam menangani masalah ini, nelainkan terus mengedepankan langkah ataupun strategi yang humanis, yakni dengan membuka selebar mungkin ruang komunikasi kepada pihak Egianus Kogoya selaku pimpinan KST Papua.
Saat ini, memang pihak Pemerintah Daerah (Pemda) setempat sendiri sedang bekerja dengan ekstra hati-hati dan juga sudah sangat maksimal serta optimal. Tentunya kemudian pihak jajaran aparat keamanan turut mendorong kepada semua pihak yang terkait untuk bisa mengupayakan adanya pembebasan pilot Susi Air namun di sisi lain juga demi mengutamakan keselamatan masyarakat sipil di sekitar sana.
Pasalnya, tidak bisa dipungkiri pula dengan adanya kejadian penyanderaan pilot warga negara Selandia Baru itu, membuat masyarakat di sekitar sana menjadi semakin menderita karena mereka terus terbayang-bayang akan adanya ancaman keselamatan bahkan hingga adanya potensi akan ancaman nyawa mereka.
Karena merasa sangat terancam dengan keberadaan KST Papua, bahkan membuat warga masyarakat di Kabupetan Nduga pun pada akhirnya dengan sangat terpaksa harus meninggalkan kampung halaman mereka untuk mencari tempat yang aman. Sehingga masyarakat di sana memilih untuk mengungsi di Wamena, Kabupaten Jawawijaya untuk bisa menghindari potensi perjumpaan dengan gerombolan separatis pimpinan Egianus Kogoya itu.
Bahkan, Pangdam XVII / Cenderawasih itu juga melaporkan bahwa pihaknya melihat banyak diantara warga masyarakat Kabupaten Nduga yang harus terpaksa mengungsi. Maka dari itu, kemudian jajaran aparat keamanan dari personel gabungan TNI, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) hingga Badan Intelijen Negara (BIN) langsung berkomitmen sangat kuat untuk bisa mengembalikan rasa aman dan nyaman hingga mengembalikan kedamaian di Tanah Papua, agar masyarakat bisa kembali ke kampung halaman mereka masing-masing dengan tanpa merasa adanya beban.
Alasan dari masyarakat yang sangat takut adanya perjumpaan dengan KST Papua, bukan hanya dikarenakan gerombolan itu kerap kali melakukan rangkaian aksi yang sangat bengis dan sama sekali tidak ragu untuk menghabisi nyawa manusia, namun masyarakat juga sangat khawatir apabila nantinya ada potensi kontak tembak yang terjadi sehingga jelas sangat mengancam keselamatan mereka.
Untuk itu, menjawab adanya ketakutan yang memang sangat lumrah dimiliki oleh warga masyarakat tersebut, kemudian jajaran aparat keamanan juga berkomitmen dengan sangat kuat bahwa mereka sama sekali tidak akan pernah menggunakan pendekatan militer, melainkan terus mengutamakan adanya negosiasi.
Harapan semua pihak, negosiasi yang terus dijalin oleh jajaran aparat keamanan dan dibantu oleh Pemda setempat itu bisa berjalan dengan baik dan lancar sehingga upaya misi evakuasi, penyelamatan dan pembebasan Pilot Susi Air bisa dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan mampu segera menemui titik terang.
Apabila seluruh hal tersebut bisa berjalan dengan lancar, maka juga secara otomatis akan mendatangkan rasa aman dan nyaman kembali ke hati masyarakat dan mereka juga bisa kembali ke kampung halaman mereka di Nduga tanpa perlu lagi merasakan kekhawatiran atau ketakutan.
Karena, jika masyarakat pun sudah tidak takut lagi dan mulai memberanikan diri untuk kembali ke kampung halaman mereka masing-masing di Kabupaten Nduga, maka wilayah tersebut juga akan bisa berjalan dengan normal kembali seperti sedia kala dan peningkatan akan kesejahteraan masyarakat sendiri juga akan kembali bisa dilakukan.
Segala cara memang selama ini terus saja dilakukan dan ditempuh oleh banyak pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah dan jajaran aparat keamanan. Hal tersebut dikarenakan wujud komitmen kuat agar bisa meringankan kehidupan masyarakat di Nduga sehingga penderitaan mereka akibat adanya KST Papua bisa segera teratasi serta upaya misi pembebsan pilot Susi Air bisa terwujud.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakarta
Posting Komentar untuk "Akibat Aksi Keji KST Papua, Warga Nduga Terus Menderita"