Pengaruh Besar Indonesia Terhadap Pengambilan Keputusan Kebijakan Tata Kelola Masa Depan Air Global - BERITA KALIMANTAN

Minggu, 12 Mei 2024

Pengaruh Besar Indonesia Terhadap Pengambilan Keputusan Kebijakan Tata Kelola Masa Depan Air Global

Indonesia, sebagai tuan rumah 10th World Water Forum, melaksanakan berbagai persiapan dalam rangka menyukseskan even Air terbesar dunia, salah satunya adalah dengan menyiapkan draft rancangan keputusan atau deklarasi tingkat Menteri.

Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggara 10th World Water Forum (WWF) atau Forum Air Dunia ke-10 tahun 2024, yakni saat penyelenggaraan WWF ke-9 di Dakar di Senegal, pada Maret 2022 lalu. Saat itu,  Indonesia memperoleh 30 suara dari total 36 suara Board of Governors (Dewan Gubernur) World Water Council (WWC). Dalam laman resmi Kementerian PPN/Bappenas, pengairan.bappenas.com, bahwa pada pertemuan WWF ke-9, dihasilkan 5 rencana aksi utama yang disetujui oleh menteri-menteri dari 60 negara peserta yaitu menjamin hak atas air dan sanitasi untuk semua, memastikan keamanan dan ketahanan sumber daya air, memperkuat kerjasama antar semua pihak, memastikan pendanaan yang sepadan dengan tantangan dan memastikan tata kelola air yang inklusif.

Dalam hal kepemimpinan, Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Kemampuan dan kekuatan negara sangat jelas terlihat saat memimpin berbagai event internasional, sebut saja seperti KTT G20, IPU, ASEAN, dan KTT AIS, yang kesemuanya menghasilkan kesepakatan-kesepakatan dan solusi konkret, demi ketertiban dunia dan keberlanjutan hidup masyarakatnya.

WWF ke-10 yang mengangkat tema “Water for Shared Prosperity”, diyakini akan mengulangi kesuksesan Indonesia. Untuk itu, Indonesia tidak tanggung-tanggung melakukan beragam persiapan. Pemerintah Indonesia-pun, sebelum rangkaian acara WWF 18-25 Mei, telah mengajukan rancangan berisi sejumlah poin penting yang termuat dalam deklarasi tingkat menteri pada ajang Forum Air Dunia/WWF ke-10 di Nusa Dua, Bali, 18-25 Mei 2024.  Hal tersebut memperlihatkan betapa tingginya komitmen pemerintah, terutama yang berkaitan dengan masalah pengelolaan maupun keterbatasan air di dunia.

Dalam sebuah kesempatan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut Binsar Pandjaitan, selaku Ketua Penyelenggara WWF ke-10, menyatakan bahwa deklarasi tingkat Menteri sekaligus memuat kepentingan nasional Indonesia, terutama terkait air yang menjadi salah satu soal krusial dunia. Menurut Luhut, ke depan air menjadi masalah serius dunia.

Poin yang termuat dalam deklarasi tersebut, antara lain tentang pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi di negara pulau-pulau kecil.  Tentu saja hal ini merupakan poin yang sangat penting mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dunia. Ini juga menunjukkan komitmen Indonesia untuk membantu negara kepulauan di Pasifik melalui AIS (Kepulauan dan Negara Pulau).

Selanjutnya, adanya pusat keunggulan atau praktik terbaik (center of excellence) terkait pengelolaan air dan daya tahan terhadap iklim serta pencanangan Hari Danau Sedunia yang rencananya adalah setiap 27 Agustus.  Danau merupakan salah satu sumber air yang perlu mendapat perhatian baik pemerintah nasional maupun secara global.  Menko Luhut mengungkapkan bahwa hasil dalam WWF ke-10 akan diteruskan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dibahas lebih lanjut untuk agenda bidang air.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mohammad Zainal Fatah juga mengungkapkan bahwa deklarasi tingkat menteri dilakukan melalui konsultasi dengan para pihak terkait, termasuk WWC yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri RI dan Organisasi PBB Bidang Pendidikan, Keilmuan dan Budaya (UNESCO). Deklarasi tersebut merupakan bukti komitmen bersama pertama tingkat menteri yang belum ada pada pelaksanaan WWF sebelumnya yang diadakan pertama kali pada 1997.  

Indonesia diyakini akan memberi pengaruh besar terhadap pengambilan keputusan dan kebijakan tata kelola air untuk kepentingan global. Gelaran WWF ke-10 di Bali pun menjadi momentum memastikan seluruh dunia bergerak bersama menjaga keberlangsungan sumber daya air untuk kehidupan manusia. Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Sekretariat Panitia Nasional WWF ke-10 sekaligus Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja.

Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan media, Endra menyebutkan bahwa sejak awal melalui berbagai forum, Indonesia sangat konsisten dalam mendorong persoalan air untuk dibahas di level tertinggi. Indonesia menilai bahwa harus ada dorongan kuat dari para pengambil kebijakan.

Indonesia membawa tiga misi khusus untuk disepakati dalam pertemuan di Bali, yaitu Center of Excellence on Water and Climate Resilience, Mainstream Integrated Water Management in Small Islands, dan kegiatan rutin World Lake Days atau Hari Danau Sedunia. Sedangkan pelaksanaan WWF ke-10 diketahui memiliki tiga proses utama, yakni proses politik, regional, dan tematik dimana ketiganya akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemimpin negara, menteri, pemimpin daerah, akademisi, peneliti, hingga generasi muda.

WWF atau Forum Air Dunia merupakan acara multi-pemangku kepentingan untuk memaparkan misi, pandangan dan pencapaian komunitas air. Indonesia pun bekerjasama dengan Dewan Air Dunia untuk memastikan agenda-agenda WWF ke–10 ini dapat terlaksanan dengan baik.

Sekali lagi Indonesia membuktikan kualitas kepemimpinannya di mata publik internasional untuk membuka momen berbagi pengalaman dan inovasi dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk terkait isu-isu lingkungan hidup dan perubahan iklim seperti masalah air.

Indonesia telah dikenal dunia karena sukses menggelar beragam kegiatan berstandar internasional. Untuk diketahui bersama bahwa misi WWF adalah menyediakan platform bagi semua pemangku kepentingan di bidang air untuk berdiskusi, berbagi ilmu dan pengalaman, serta menciptakan ide-ide konkret dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang lebih baik.

Pelaksanaan WWF ke-10 di Bali, menjadi bukti bahwa upaya-upaya pemerintah Indonesia bagaimana mengelola sumber daya air menjadi sesuai yang bisa berkelanjutan.

--
Writer : Reenee WA (Economic and Public Policy Observer / Former Journalist)

Editor : Agush A. Apituley

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda